Desa Banyusumurup: Pelestari Kerajinan Aksesoris Keris

Keris, senjata tradisional Indonesia yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang mendalam, bukan hanya merupakan objek seni dan warisan budaya, tetapi juga kerajinan yang menggabungkan keindahan dan keterampilan tangan yang tinggi. Salah satu pusat pembuatan aksesoris dan keris yang terkenal di Indonesia adalah Desa Banyusumurup.

Terletak di dekat sentra batik Giriloyo dan makam raja-raja Mataram Ngayogyakartahadiningrat di wilayah Imogiri, Desa Banyusumurup telah menjadi sentra kerajinan keris sejak tahun 1950-an. Artikel ini menjelajahi lebih dalam tentang kerajinan serba serbi keris Banyusumurup yang mencakup sejarah, proses pembuatan, alat dan bahan yang digunakan, serta nilai budaya yang terkandung dalam kerajinan ini.

Sejarah Kerajinan Keris di Desa Banyusumurup

Sejarah kerajinan keris di Desa Banyusumurup dimulai sejak tahun 1950-an. Salah satu tokoh penting dalam perkembangan kerajinan ini adalah Mbah Jiwo, yang menjadi pelopor dalam pembuatan aksesoris keris. Saat ini, usahanya telah diwariskan secara turun temurun kepada anaknya. Dengan demikian, kerajinan keris di desa ini tidak hanya menjadi mata pencaharian tetapi juga sebuah warisan budaya yang dilestarikan dari generasi ke generasi.

Proses Pembuatan Warangka Keris

Warangka keris adalah salah satu aksesoris utama dari sebuah keris. Proses pembuatannya memerlukan keterampilan tangan yang tinggi dan peralatan sederhana. Lempengan kuningan digunakan sebagai bahan baku utama. Proses dimulai dengan membentuk lempengan kuningan menjadi bentuk sarung keris yang sesuai. Proses pembentukan ini melibatkan alat-alat tradisional seperti palu, paku tatah, dan alas yang terbuat dari bahan aspal.

Selanjutnya, untuk membantu proses penatahan, sarung keris yang masih polos dilekatkan pada permukaan alas yang terbuat dari aspal. Dalam tahap ini, pengrajin mulai menatah atau mengukir motif pada warangka sesuai dengan desain yang telah ditentukan. Motif yang umumnya digunakan adalah gambaran bunga-bunga. Ini adalah salah satu ciri khas dari kerajinan keris Banyusumurup.

Setelah proses penatahan selesai, warangka keris memasuki tahap finishing. Pada tahap ini, warangka yang telah ditatah akan dipertegas bentuknya dengan menggunakan batang besi. Agar warnanya lebih cerah dan mengkilap, warangka dipoles dengan larutan yang bersifat asam.

Sebelumnya, beberapa pengrajin menggunakan air jeruk untuk tujuan ini, tetapi seiring berjalannya waktu, lebih banyak pengrajin yang beralih menggunakan larutan HCl karena lebih praktis.

Pembuatan Pendok dan Tangkai Keris

Selain warangka, pendok (bagian tangkai keris) juga merupakan bagian penting dalam sebuah keris. Di Desa Banyusumurup, pendok umumnya terbuat dari kayu asem dengan dua bentuk yang berbeda, yaitu gaya Solo yang lebih besar dan lengkung, serta gaya Yogyakarta yang lebih kecil.

Selain itu, ada juga pengrajin yang mengukir tangkai keris dengan berbagai desain, termasuk figur binatang seperti singa dan naga, serta figur manusia. Proses pembuatan pendok dan tangkai keris ini memerlukan keahlian ukir yang tinggi dan cermat.

Produksi Aksesoris Keris di Banyusumurup

Salah satu hal yang menarik tentang kerajinan keris di Banyusumurup adalah pendekatannya yang berbeda dalam hal produksi. Berbeda dengan beberapa pengrajin lain yang cenderung mengandalkan pesanan, pengrajin aksesoris keris di Banyusumurup selalu memproduksi aksesoris baru setiap harinya. Menurut informasi karyawan di kediaman Pak Jiwo mengungkapkan bahwa rata-rata satu orang mampu memproduksi minimal 2 warangka per hari.

Keindahan dan Nilai Budaya Kerajinan Keris Banyusumurup

Kerajinan keris Banyusumurup tidak hanya mencerminkan keahlian tangan tinggi para pengrajinnya, tetapi juga mengandung nilai budaya yang mendalam. Keris sebagai senjata tradisional Indonesia memiliki nilai simbolis yang tinggi dalam budaya Jawa. Setiap motif yang diukir pada warangka keris memiliki makna dan pesan tersendiri, dan ini sering kali menjadi ekspresi artistik dan simbolis dari budaya Jawa.

Desa Banyusumurup merupakan pusat kerajinan keris yang kaya akan sejarah dan budaya. Proses pembuatan aksesoris keris, seperti warangka dan pendok, menggabungkan keterampilan tangan tinggi dengan nilai-nilai budaya yang mendalam. Kerajinan ini tidak hanya mempertahankan warisan budaya, tetapi juga memberikan mata pencaharian bagi penduduk desa dan menjadi daya tarik wisata bagi mereka yang ingin melihat secara langsung proses pembuatan keris tradisional.

Dengan demikian, kerajinan keris Banyusumurup tidak hanya sebuah produk seni, tetapi juga sebuah jendela ke dalam sejarah dan budaya Indonesia yang kaya.