Kongres Kerajinan Indonesia Bakal Digelar di Bantul

Pemerintah Kabupaten Bantul terus berupaya menuju jejaring kabupaten/kota kreatif dunia versi UNESCO atau UCCN. Salah satu yang dilakukan adalah dengan menggelar Indonesia Crafts Congress (ICC). Acara yang akan diadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno tersebut digelar pada 14 Maret mendatang di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul, Husin Badri (tengah) saat menyampaikan rencana Kongres Kerajinan Indonesia di kantor DKUKMPP Bantul, Jumat (10/3/2023) - Harian Jogja/Ujang Hasanudin
Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul, Husin Badri (tengah) saat menyampaikan rencana Kongres Kerajinan Indonesia di kantor DKUKMPP Bantul, Jumat (10/3/2023) – Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul, Husin Badri mengatakan Bantul yang telah ditetapkan oleh Bekraf RI (2017) dan Kemenparekraft (2022) sebagai salah satu Kabupaten Kreatif Indonesia menjadi dasar penting diteruskannya langkah maju ke UCCN pada 2023 ini.

Bantul telah mendorong program dan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif sebagai salah satu prioritas pembangunan daerah. Sesuai dengan Roadmap dan Blueprint Ekonomi Kreatif Bantul 2022-2027, bahwa diperlukan penguatan jejaring antarpelaku ekonomi kreatif dan antar daerah.

“Penguatan tersebut diwujudkan dalam bentuk kongres sebagai awal langkah membangun sinergi antarpihak. Kongres memiliki fungsi sebagai tempat untuk membahas segala bentuk permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi kreatif dan membangun ekosistem kriya berkelanjutan,” katanya, Jumat (10/3/2023).

Ketua Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Bantul, Agung Wicaksono menjelaskan kongres ini bertujuan untuk membentuk ekosistem kriya, tidak hanya di Bantul tetapi diharapkan Bantul bisa menjadi hub untuk pengembangan kriya nasional. Karena itu para pembicara dalam kongres tersebut juga menghadirkan para kepala daerah yang masuk dalam kabupaten dan kota kreatif Indonesia.

Selain itu juga menghadirkan pembicara dari luar negeri seperti Amerika dan Korea Selatan yang sudah menjadi jejaring kota kreatif dunia. “Selama ini kenyataannya Bantul merupakan pusat kegiatan pengembangan kriya paling besar di Indonesia dengan pasar yang bisa ditembus adalah pasar dunia,” katanya.

Dengan kondisi tersebut, maka mau tidak mau rantai pasok di sub sektor harus berjalan lancar. Oleh karena itu kongres ini nantinya juga bertujuan untuk menjalin kerjasama antar daerah baik pemasok bahan baku ataupun sebagai pasar.

Ketua ICC, Arif Suharson menambahkan, kongres ini memiliki fungsi sebagai tempat untuk membahas segala bentuk permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi kreatif dan membangun ekosistem kriya berkelanjutan.

“Kriya terus berkembang dalam kehidupan seni budaya tradisi masyarakat yang dikuatkan dengan kehadiran sentra-sentra kreatif UMKM kriya di Bantul sampai hari ini. Berdasarkan hal tersebut, maka digagas sebuah konggres ICC,” ujarnya.

Menurutnya dari semua kabupaten dan kota yang masuk dalam kabupaten/kota kreatif Indonesia baru Bantul yang menggelar ICC ini dengan harapan ada perwakilan dari Indonesia yang masuk kabupaten atau kota jejaring dunia versi UNESCO. Karena hanya ada dua kabupaten atau kota yang akan diajukan ke UNESCO menjadi kabupaten dan kota jejaring kreatif dunia.

Lebih lanjut Arif mengatakan ICC akan dibuka oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X. Selain itu juga menghadirkan Menteri Parekraft RI Sandiaga Uno sebagai keynote speaker. Kemudian Walikota Banjarmasin, Bupati Tuban, dan Bupati Gunungkidul. Pada sesi 2 dengan tema Creative Cities Session menghadirkan pembicara Ronny Lopies (Focal Point of Ambon Unesco City of Music), Mary Amstrong Hammond (Coordinator of the Unesco Creative Cities of Crafts & Folk Art) Peducah Kebtucky USA, Byung Hoon Jeong (The Focal Point of Jinju South Korea).

ICC juga mengundang beberapa kepala daerah, dinas terkait, dan peserta konggres dari unsur pelaku UMKM Kriya di Bantul, asosiasi, agregator bisnis, akademisi, perupa, praktisi, seniman, serta mahasiswa. “Konggres ini diharapkan dapat menjadi awal terjadinya perubahan melalui tahapan identifikasi, reposisi, dan akselerasi. Identifikasi merupakan proses menemukenali profil dan permasalahan pelaku ekonomi kreatif, serta menghasilkan kesepakatan-kesepakatan saling menguatkan antarpihak dalam ekosistem Kriya di Indonesia,” tandasnya.

Artikel asli: https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2023/03/11/511/1128728/kongres-kerajinan-indonesia-bakal-digelar-di-bantul