Dalam sorotan warganet, sosok Putri Ariani telah menjadi pembicaraan hangat setelah penampilannya yang mengagumkan di audisi musim ke-18 America’s Got Talent (AGT). Putri berhasil mencuri perhatian dan meraih golden buzzer dari Simon Cowell, membawanya langsung ke babak semifinal AGT 2023.
Di balik suara emasnya, Putri Ariani adalah seorang siswi berusia 17 tahun yang duduk di kelas XI di SMK Negeri 2 Kasihan, Bantul. Sekolah ini punya reputasi yang tak kalah mengagumkan, dikenal juga dengan sebutan Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta.
Bukan hanya keahliannya dalam bernyanyi yang memukau, namun kepribadian Putri juga patut diapresiasi. Agus Suranto, Kepala SMKN 2 Kasihan, dengan bangga mengungkapkan bahwa Putri adalah satu-satunya siswi dengan disabilitas di angkatannya. Meski hanya ada dua siswa dengan disabilitas di sekolah tersebut, Putri membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi.
Pribadi Rendah Hati yang Multi-Talenta
Di sekolah ini, mereka mewajibkan siswa untuk memilih satu instrumen utama. Namun, berbeda dengan kebanyakan sekolah, SMKN 2 Kasihan memberikan kebebasan kepada para murid untuk mengeksplorasi bakat mereka di bidang yang beragam. Hal ini menjadi ruang bagi Putri untuk mengembangkan dirinya dalam berbagai aspek seni.
Sebagai seorang pemain flute dalam kelompok orkestra, Putri tidak hanya terjebak dalam gemerlap sorotan sebagai bintang semalam. Ia tetap rendah hati dan tidak pernah merasa lebih unggul dari teman-temannya di sekolah, meski telah meraih prestasi gemilang di tingkat nasional.
Albumnya yang berjudul “Melihat dengan Hati” yang dirilis pada 16 Oktober 2020 sukses menyemarakkan panggung musik tanah air. Jika kita mengetik namanya di YouTube, tak terhitung banyaknya video yang mendokumentasikan karya-karya dan perjalanan karir Putri.
Namun, di balik keberhasilannya, Putri tetap menghadapi berbagai tantangan. Menurutnya, tantangan terbesarnya adalah persepsi orang lain yang hanya melihatnya sebagai seorang yang buta, bukan sebagai sosok musisi yang mampu memukau. Namun, Putri tidak pernah menyerah, bahkan memperjuangkan impian besar di hatinya.
Impian Putri tak pernah berhenti berkobar. Dalam audisi America’s Got Talent, Putri mempersembahkan lagu ciptaannya sendiri yang luar biasa, membuat Simon terkesan dan memintanya untuk membawakan lagu kedua.
Melalui keikutsertaannya dalam kompetisi ini, Putri berharap bisa melanjutkan pendidikan di Juilliard School, sebuah lembaga seni terkemuka di New York, Amerika Serikat. Impiannya yang besar adalah menjadi diva terhebat di dunia seperti sosok inspiratif Whitney Houston dan mendapatkan penghargaan bergengsi Grammy.
Bantul, Kabupaten yang Menyimpan Harta Karun Seniman dan Kriyawan Berbakat
Putri Ariani hanyalah salah satu contoh dari sejuta bakat yang muncul dari Bantul. Kabupaten yang terletak di Provinsi Yogyakarta ini terbukti menjadi tempat yang subur untuk melahirkan seniman-seniman berbakat yang mampu mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional.
Dengan fasilitas dan lingkungan yang mendukung, sekolah-sekolah di Bantul menjadi lumbung bakat yang melahirkan musisi, penari, pelukis, dan seniman multi-disiplin lainnya yang memiliki kemampuan luar biasa. Bantul menjadi sebuah oase bagi mereka yang merindukan ruang untuk mengekspresikan kreativitas tanpa batas.
Bukan hanya sekadar menghasilkan seniman-seniman berbakat, Bantul juga melahirkan para kriyawan yang mahir dalam kerajinan tangan tradisional. Dengan keahlian mereka yang diasah secara turun temurun, karya-karya mereka berhasil menembus pasar internasional dan menghadirkan kebanggaan bagi tanah air.
Melalui perjalanan Putri Ariani dan kisah-kisah inspiratif lainnya, Bantul membuktikan bahwa keberagaman budaya dan kekayaan seni adalah harta karun yang tak ternilai.